Pages

Kamis, 29 September 2011

jagalah AMANAT, jangan BERKHIANAT


Amanat adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan. Orang yang tidak menunaikan amanat berarti ia khianat. Kita semua orang yang beriman telah membaca dua kalimat syahadat, yaitu :

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Dengan mengucapkan syahadat tersebut berarti kita telah berjanji bahwa kita bersedia tha’at kepada Allah dan Rasul-Nya, maka kita wajib melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan kita wajib menjauhi apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT memerintahkan kepada kita agar memenuhi janji atau menunaikan amanat dan melarang khianat. Firman Allah SWT :

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اَوْفُوْا بِاْلعُقُوْدِ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. [QS. Al-Maidah : 1]

وَ اَوْفُوْا بِعَهْدِيْ اُوْفِ بِعَهْدِكُمْ، وَ اِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ

Dan Penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). [QS. Al-Baqarah : 40]
Di dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman :

اِنَّا عَرَضْنَا اْلامَانَةَ عَلَى السَّموتِ وَ اْلارْضِ وَاْلجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَ اَشْفَقْنَ مِنْهَا وَ حَمَلَهَا اْلاِنْسَانُ، اِنَّه كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلاً

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh, [QS. Al-Ahzaab : 72]
Pada ayat di atas disebutkan bahwa langit, bumi dan gunung-gunung tidak berani memikul amanat, dan manusialah yang sanggup memikul amanat, maka pada akhir ayat dijelaskan bahwa manusia itu amat dhalim dan amat bodoh. Maksudnya manusia yang tidak menunaikan amanat atau berbuat khianat adalah sangat dhalim dan sangat bodoh.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumulullah, begitu pula apabila kita telah membuat perjanjian dengan sesama manusia, maka kita pun wajib melaksanakannya. Firman Allah SWT :

وَ اَوْفُوْا بِاْلعَهْدِ اِنَّ اْلعَهْدَ كَانَ مَسْئُوْل

Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. [QS. Al-Israa' : 34]

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَخُوْنُوا اللهَ وَ الرَّسُوْلَ وَ تَخُوْنُوْا اَمَانتِكُمْ وَ اَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. [QS. Al-Anfaal : 27]

اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا اْلاَمَانتِ اِلى اَهْلِهَا

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. [QS. An-Nisaa' : 58]
Menjaga amanat adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang yang beriman, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah SWT :

وَ الَّذِيْنَ هُمْ ِلاَمنتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ(8) وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلى صَلَوتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ(9) اُولئِكَ هُمُ اْلوَارِثُوْنَ(10) الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ اْلفِرْدَوْسَ، هُمْ فِيْهَا خلِدُوْنَ(11)

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, (8)
dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (9)
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (10)
(ya’ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (11) [QS. Al-Mukminuun : 8-11]

وَ الَّذِيْنَ هُمْ ِلاَمنتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ(32) وَالَّذِيْنَ هُمْ بِشَهدتِهِمْ قَآئِمُوْنَ(33) وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلى صَلاَتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ(34) اُولئِكَ فِيْ جَنّتٍ مُّكْرَمُوْنَ(35)

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (32)
Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. (33)
Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (34)
Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan. (35) [QS. Al-Maa'rij : 32-35]
Pada ayat di atas dijelaskan bahwa orang-orang yang menjaga amanat akan dimasukkan ke dalam surga. Dan Allah tidak suka kepada orang-orang yang khianat, Firman Allah SWT :

…. اِنّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٍ كَفُورٍ

… Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat. [QS. Al-Hajj : 38]

…. اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ خَوَّانًا اَثِيْمًا

... Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, [QS. An-Nisaa' : 107]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, di dalam Al-Qur’an Allah SWT membuat contoh istri yang berkhianat kepada suaminya, maka akhirnya istri tersebut masuk neraka. Firman Allah SWT :

ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً ِلّلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَتَ نُوْحٍ وَّ امْرَاَتَ لُوْطٍ، كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللهِ شَيْئًا وَّ قِيْلَ ادْخُلاَ النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ

Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”. [QS. At-Tahrim : 10]
Rasulullah SAW juga menjelaskan tentang pentingnya menjaga amanat dan menjauhkan diri dari sifat khianat, sebagaimana riwayat berikut ini :

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: ايَةُ اْلمُنَافِقِ ثَلاَثٌ. اِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَ اِذَا وَعَدَ اَخْلَفَ وَ اِذَا ائْتُمِنَ خَانَ

Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tanda orang munafiq ada tiga perkara, yaitu : 1. Apabila berbicara ia berdusta, 2. Apabila berjanji menyelisihi dan 3. Apabila diberi amanat ia khianat”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 14]
Dan Rasulullah SAW bersabda :

اِضْمَنُوْا لِى سِتًّا، اَضْمَنْ لَكُمُ اْلجَنَّةَ. اُصْدُقُوْا اِذَا حَدَّثْتُمْ، وَ اَوْفُوْا اِذَا وَعَدْتُمْ، وَ اَدُّوْا اِذَا ائْتُمِنْتُمْ، وَ احْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ، وَ غُضُّوْا اَبْصَارَكُمْ، وَ كُفُّوْا اَيْدِيَكُمْ

“Hendaklah kalian menjamin padaku enam perkara, niscaya aku menjamin surga bagi kalian : 1. Jujurlah apabila kalian berbicara, 2. Sempurnakanlah (janji kalian) apabila kalian berjanji, 3. Tunaikanlah apabila kalian diberi amanat, 4. Jagalah kemaluan kalian, 5. Tundukkanlah pandangan kalian (dari ma’shiyat) dan 6. Tahanlah tangan kalian (dari hal yang tidak baik). [HR. Ibnu Hibban, dari 'Ubadah bin Shamit, juz 1, hal. 506, no. 271]
Di hadits lain Rasulullah SAW bersabda :

لاَ اِيْمَانَ لِمَنْ لاَ اَمَانَةَ لَهُ وَ لاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ

“Tidak (sempurna) iman bagi orang yang tidak ada amanat baginya, dan tidak ada agama bagi orang yang janjinya tidak bisa dipercaya”. [HR. Baihaqi dari Anas juz 9, hal. 231]
Dan juga Rasulullah SAW bersabda :

قَالَ اللهُ: ثَلاَثَةٌ اَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ: رَجُلٌ اَعْطَى بِى ثُمَّ غَدَرَ، وَ رَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَ رَجُلٌ اسْتَأْجَرَ اَجِيْرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَ لَمْ يُعْطِهِ اَجْرَهُ

“Allah berfirman : Ada tiga golongan yang besuk pada hari qiyamat menjadi musuh-Ku; 1. Orang yang berjanji dengan nama-Ku, kemudian dia khianat, 2. Orang yang menjual orang merdeka, lalu ia makan harganya (hasil penjualan itu), dan 3.  orang yang mempekerjakan buruh (karyawan) dan karyawan itu telah bekerja dengan baik, tetapi orang tersebut tidak memberikan upahnya”. [HR. Bukhari, dari Abu Hurairah, juz 3, hal. 41]
Demikianlah, semoga Allah memberikan kepada kita sifat amanah dan menjauhkan kita dari sifat khianat, aamiin.
Sumber : Materi Nafar MTA (7) 1432H

Rabu, 21 September 2011

pentingnya meningkatkan iman


    Iman, sudah menjadi fitrah manusia dan telah dimilikis semenjak bayi masih dalam kandungan ibunya, sementara taqwa adalah prediket yang berhasil diraih manusia yang sukses dalam menjalankan segenap amalan yang dituntunkan sepanjang Ramadan.

    Selaku orang yang berstasus muslim yang telah mencapai prediket taqwa, dengan tibanya Syawal, menurut Hamidi, sepantasnyalah kita berupaya meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah sebagai penguasa alam semesta. Kita juga dituntut untuk bisa meningkatkan amal saleh. Hanya amal saleh itulah yang bisa menemani umat manusia di akhirat kelak. Umat Islam yang telah sukses menunaikan ibadah-ibadah Ramadan, sejak Syawal ini juga dituntut untuk bisa meningkatkan ilmu pengetahuan guna mempermantap iman dan amal.
Kebih jauh dari itu, umat Islam yang telah meraih prediket taqwa karena sukses menunaikan ibadah-ibadah Ramadan, pada Syawal ini juga dituntut agar bisa meningkatkan akhlak. Hanya akhlak mulialah yang bisa membekali umat manusia untuk sukses dalam menjalani hidup dan membina pergaulan dengan benar. Sebagai umat Islam, diharapkan kita bisa pula meningkatkan prsatuan dan ukhuwwah Islamiyah.

    Kalau sepanjang Ramadan kita dengan ‘ringan’ saja dapat menunaikan salat wajib lima waktu secara berjamaah di masjid dan musala, maka prilaku ubudiyah sebaik itu, mestinya bisa kita pertahankan pada Syawal dan bulan-bulan mendatang yang akan kita lewti. Percuma kita telah berusaha keras sepanjang Ramadan, tapi ketika Syawal tiba, kita justru kembali lagi ke perbuatan tercela dan bergelimang dosa. Bulan peningkatan kualitas iman taqwa yang didapat, tetapi justru kian mencelakakan diri.
Dewasa ini, umat Islam disebut-sebut berada pada posisi yang memprihatinkan di level pergaulan internasional. Di Indonesia saja yang penduduknya mayoritas beragama Islam, ajaran ini justru kerap jadi korban diskriminasi. Ternyata banyak juga umat Islam di negara ini yang jadi musang berbulu ayam. Katanya dia beragama Islam, akan tetapi ketika ajaran Islam akan diamalkan dengan cara membatasi pornografi dan mengumbar aurat, mereka malah menentang dengan berbagai dalih jahiliyah modern.
    Ketika kian tingginya kesadaran umat untuk mengamalkan Islam secara konsekuen, mereka malah mensinyalirnya sebagai gerakan fundamentalis. Tatkala wanita-wanita muslimah dengan konsisten dan konsekuen tampil dengan busana rahmah mereka, para jahiliyah modern di Indonesia yang mengaku beragama Islam pula, malah mencibir dengan berbagai dalih. Parahnya lagi, mereka justru menciptakan mode-mode tandingan yang tampil layaknya busana muslimah, padahal isinya adalah pakaian jahiliyah.

    Di sisi lain, umat Islam di Indonesia dan dunia cenderung terpecah belah. Mereka lebih mendahulukan kepentingan partai, kelompok, sekte, organisasi dan aliran ketimbang kepentingan umat. Mereka berdalih demi kepentingan Islam, tetapi panji-panji yang dikibarkan tinggi-tinggi bulanlah panji Islam, tetapi panji egoisme kelompok dengan mencibir dan meremehkan kelompok lain. Dalam kondisi umat yang tercerai berai seperti itu, para penentang ajaran Islam dan pembenci tegaknya kebenaran agama Islam, justru memanfaatkannya untuk kepentingan mereka pula. Jangan heran, kalau beberapa waktu belakangan tidak sedikit mereka yang mengaku beragama Islam, tetapi dalam kehidupannya justru memperjuangkan kepentingan Yahudi, orientalis dan para pengampu jahiliyah modern.

    Kini kita berada di bulan Syawal, marilah kita tingkatkan iman dan taqwa. Marilah kita perkuat persaudaraan dan kekompakan. Agama Islam tidak akan musnah dari muka bumi ini, akan tetapi tidaki ada yang bisa menjamin, Islam akan langgeng di Indonesia. Oleh karena itu, waspadalah terhadap musuh-musuh Allah seraya terus meningkatkan iman dan taqwa kepada-Nya

indahnya menjaga iman


1. Menanam pemahaman yang benar, kuat dan dalam

Aqidah dan pemahaman Islam itu ibarat tumbuhan, bila tidak memiliki akar yang kuat menghujam ke dalam bumi, maka dia tidak akan bisa tegak berdiri. Angin sepoi-sepoi yang berhembus sudah dapat membuatnya roboh. Sebaliknya, pohon yang akarnya menghujam kebumi tidak akan bergerak meski angin ribut bercampur badai mengamuk.

Perumpamaan ini sesuai dengan apa yang Allah sebutkan dalam Al-quran Al-Kariem :

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (QS. Ibrahim : 24-25).

Sehingga agar aqidah dan pemahaman Islam ini menjadi kuat dan tegak, haruslah ditanam dengan benar agar akar-akarnya benar-benar menghujam ke bumi. Batangnya akan kuat menahan gempuran sebesar apapun. Dalam hal ini adalah sistem pembinaan yang menekankan kedalaman aqidah dan keaslian ajaran Islam serta kemampuan untuk dapat mengakses langsung sumber-sumber Islam dari mata airnya menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan.

2. Selalu mengaitkan semua kejadian dan pengalaman hidup kepada Allah

Agar iman ini benar-benar menyatu dalam jiwa, maka kita perlu menjadikan iman sebagai kacamata kehidupan sehari-hari dengan tidak membiarkan satu tititk pun dalam kehidupan kita yang tidak dirambah dengan pendekatan syar`i.

Untuk itu kita harus selalu menghadirkan Allah dalam setiap langkah dan aktifitas kita. Realisasinya adalah selalu menjadikan syariat Islam sebagai format berpikir, memandang dan bertindak dalam setiap sendiri kehidupan sehari-hari.

3. Bergaul dengan sesama orang beriman

4. Selalu melakukan muhasabah pribadi

5. Selalu mengingat mati dan hari qiyamat

6. Segera berhenti dari dosa sebelum terlambat

7. Tidak over dalam bertindak

8. Berdoa agar selalu dikuatkan iman dan istiqamah

Rabu, 14 September 2011

SUKSES


Part 1
“Sukses adalah hak saya ! Sukses bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik Anda, milik saya dan milik siapa saja yang menyadari, menginginkan dan memperjuangkan dengan sepenuh hati…” — Andrie Wongso
Karena kesuksesan adalah hak setiap orang, sepanjang orang yang bersangkutan menyadari, menginginkan dan memperjuangkannya dengan sepenuh hati. Maka setiap orang pada dasarnya bisa merancang kesuksesannya sendiri, asalkan ia menguasai prinsip, cara, bidang dan pelajaran utama untuk menciptakan sendiri kesuksesan di masa depan.

Apakah saya bisa Sukses?


Brian Tracy, penulis yang masuk dalam Guiness Book of Record mengatakan, "Kehidupan seperti balok kombinasi; tugasmu menemukan angka-angka yang tepat, dalam susunan yang tepat, sehingga kau bisa memperoleh apa pun yang kau inginkan.”
Renungkan Al-Quran Surah Ar-Ra'du ayat 11, "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga mereka berusaha untuk merubah keadaan mereka sendiri.”
Seperti sudah dituliskan di atas bahwa setiap orang pada dasarnya bisa merancang kesuksesannya sendiri, asalkan ia menguasai prinsip, cara, bidang dan pelajaran utama untuk menciptakan sendiri kesuksesan di masa depan. Terkait prinsip, ada tiga Prinsip Utama untuk menciptakan kesuksesan bagi diri Anda sendiri.

Prinsip Utama 1: Bertanggung Jawab 100 % atas Kehidupan Anda

“Kau harus bertanggung jawab atas kehidupanmu. Kau tidak bisa mengubah keadaan, musim atau arah angin. Tapi, kau bisa mengubah diri sendiri.” Jim Rohn, filsuf bisnis nomor satu Amerika.

Siapakah yang paling bertanggung jawab atas kehidupan, nasib dan apa yang telah Anda capai dan miliki hari ini? Hanya ada satu orang yang bertanggung jawab atas hasil kehidupan yang Anda jalani. Orang itu adalah Anda sendiri. Jika ingin berhasil, Anda harus bertanggung jawab 100 % atas semua yang Anda alami dalam kehidupan Anda. Hal itu termasuk hasil yang Anda peroleh, tingkat prestasi Anda, hal-hal yang Anda hasilkan, mutu hubungan Anda, Kondisi kesehatan fisik Anda, penghasilan Anda, utang Anda, perasaan Anda – semuanya !

Kenyataannya, kebanyakan diri kita sudah terbiasa menyalahkan sesuatu diluar diri kita sendiri atas kehidupan kita yang tidak kita sukai. Kita menyalahkan orang tua kita, atasan kita, teman kita, media, rekan kerja, pelanggan kita, pasangan kita, cuaca, krisis ekonomi, buruknya keuangan kita – siapapun dan apapun yang bisa kita jadikan KAMBING HITAM. Kita tak pernah melihat ke sumber masalahnya – DIRI KITA SENDIRI….

Siapakah yang paling bertanggung jawab atas kehidupan saya hari ini?
Hasil yang saya peroleh hari ini?
Apakah saya bertanggung jawab 100 % atas kehidupan saya?
Apakah saya pernah menyalahkan orang lain atas kejadian apapun dalam hidup saya?
Apakah saya pernah mengeluh tentang sesuatu?

Jika ya, berarti Anda tidak bertanggung jawab 100 % atas kehidupan Anda. Bertanggung jawab 100 % berarti Anda mengakui bahwa Anda menciptakan semua yang terjadi pada diri Abda. Hal itu berarti Anda mengerti bahwa Anda-lah penyebab semua pengalaman Anda. Jika Anda benar-benar ingin sukses, dan saya tahu Anda sangat ingin, maka Anda harus berhenti menyalahkan orang lain dan mengeluh, serta mengambil tanggung jawab penuh atas kehidupan Anda – itu berarti semua hasil perbutan, baik kesuksesan maupun kegagalan. Itulah syarat menciptakan kehidupan sukses. Hanya dengan mengakuinyalah – bahwa Anda yang menciptakannya semuanya sampai sekarang – Anda bisa mengambil alih kendali untuk menciptakan masa depan yang Anda inginkan.

“Anda tidak bisa menyewa orang lain untuk berolah raga untuk Anda. Anda harus melakukannya sendiri jika ingin memperoleh manfaatnya. Entah itu berlatih fisik, peregangan, bermeditasi, membaca, belajar bahasa baru, menciptakan kelompok perencana, menentukan target yang terukur, memvisualisasikan kesuksesan, mengulangi penegasan, atau berlatih ketrampilan baru, Anda-lah yang harus melakukannya. Tak ada orang lain yang bisa melakukannya untuk Anda,” Jim Rohn, filsuf bisnis nomor satu Amerika.

Berhentilah mencari alasan, berhenti mengeluh, berhenti menyalahkan keadaan di luar diri Anda. Anda harus berhenti melakukan semua itu selamanya.

Jika sesuatu tidak berhasil sesuai dengan rencana, Anda harus bertanya kepada diri sendiri, ”Bagaimana cara saya melakukannya? Apa yang saya pikirkan? Apa keyakinan saya? Apa yang tidak saya katakan? Apa yang tidak aku lakukan untuk menciptakan hasil itu? Bagaimana cara saya membuat orang lain bersikap begitu? Perubahan apa yang harus aku lakukan untuk memperoleh hasil yang kuinginkan?
 

be an exsclusif Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet © 2008