Pages

Rabu, 21 Desember 2011

jangan anggap mudah dengan "TAUBAT"

0komentar
Ada kalanya kita menganggap mudah untuk bertaubat, sehingga kadang menyepelekan dengan dalih semua dosa bisa diampuni jika kita bertaubat. Padahal untuk diterimanya taubat tidak segampang yang kita bayangkan, karena ternyata syarat taubat yang diterima itu lantaran kita berbuat dosa karena kebodohan atau ketidaktahuan kita. Allah berfirman, “Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima Allah taubatnya; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana “[QS.An-Nisaa':17].

Selain itu ada syarat yang lain diterimanya taubat itu yaitu harus dengan segera setelah menyadari melakukan dosa atau kesalahan, jangan menunda-nunda untik taubat, karena taubat pada saat ajal telah menjemput kita tidak akan ada gunanya, sebagaimana Allah katakan, Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: “Sesungguhnya saya bertaubat sekarang” Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih” [QS.An-Nisaa':17].

Kamis, 24 November 2011

wanita muslimah yang pantas dicintai

0komentar
Wanita adalah salah satu makhluk ciptaan Allah Subhaanahu wata’ala yang mulia. Karakteristik wanita berbeda dari laki-laki dalam beberapa hukum misalnya aurat wanita berbeda dari aurat laki-laki. Wanita memiliki kedudukan yang sangat agung dalam islam. Islam sangat menjaga harkat, martabat seorang wanita. Wanita yang mulia dalam islam adalah wanita muslimah yang sholihah.

Wanita muslimah tidak cukup hanya dengan muslimah saja, tetapi haruslah wanita muslimah yang sholihah karena banyak wanita muslimah yang tidak sholihah. Allah Subhaanahu wata’ala sangat memuji wanita muslimah, mu’minah yang sabar dan khusyu’. Bahkan Allah Subhaanahu wata’ala mensifati mereka sebagai para pemelihara yang taat. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:

Artinya: “Maka wanita yang sholihah adalah yang taat, lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada dikarenakan Allah telah menjaga mereka.” (QS. An Nisa’:34).

Wanita shalihah adalah idaman setiap orang. Harta yang paling berharga, sebaik-baik perhiasan. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: ”Dunia seluruhnya adalah perhiasan. Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang sholihah.”

Alangkah indahnya jika setiap muslimah menjadi wanita yang sholihah, idaman setiap suami. Oleh karenanya seyogyanya setiap wanita bersegera untuk memperbaiki diri dan akhlaqnya agar menjadi wanita yang sholihah. Oleh karena itu kita harus mengetahui sifat dan ciri-ciri wanita sholehah, di antaranya:

1. Pertama
Wanita muslimah adalah wanita yang beriman bahwa Allah Subhaanahu wata’ala adalah Rabbnya, dan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah nabi-Nya, serta islam pedoman hidupnya. Dampak itu semua nampak jelas dalam perkataan, perbuatan, dan amalannya. Dia akan menjauhi apa-apa yang menyebabkan murka Allah, takut dengan siksa-Nya yang teramat pedih, dan tidak menyimpang dari aturan-Nya.

2. Kedua
Wanita muslimah selalu menjaga sholat lima waktu dengan wudlu’nya, khusyu’ dalam menunaikannya, dan mendirikan sholat tepat pada waktunya, sehingga tidak ada sesuatupun yang menyibukkannya dari sholat itu. Tidak ada sesuatupun yang melalaikan dari beribadah kepada Allah Subhaanahu wata’ala sehingga nampak jelas padanya buah sholat itu. Sebab sholat itu mecegah perbuatan keji dan munkar serta benteng dari perbuatan maksiat.

3. Ketiga
Wanita muslimah adalah yang menjaga hijabnya dengan rasa senang hati. Sehingga dia tidak keluar kecuali dalam keadaan berhijab rapi, mencari perlindungan Allah dan bersyukur kepadaNya atas kehormatan yang diberikan dengan adanya hukum hijab ini, dimana Allah Subhaanahu wata’ala menginginkan kesucian baginya dengan hijab tersebut. Allah berfirman:

Artinya: “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab:59).

4. Keempat
Wanita muslimah selalu menjaga ketaatan kepada suaminya, seiya sekata, sayang kepadanya, mengajaknya kepada kebaikan, menasihatinya, memelihara kesejahteraannya, tidak mengeraskan suara dan perkataan kepadanya, serta tidak menyakiti hatinya.

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إذا صلحت المرأة خمسها وصامت شهرها وأطاعت زوجهادخلت جنّة ربّها (رواه أحمد وطبراني

5. Kelima
Wanita muslimah adalah wanita yang mendidik anak-anaknya untuk taat kepada Allah Subhaanahu wata’ala, mengajarkan kepada mereka aqidah yang benar, menanamkan ke dalam hati mereka perasaan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya menjauhkan mereka dari segala jenis kemaksiatan dan perilaku tercela.

Allah berfirman, artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim:6)

6. Keenam
Wanita muslimah tidak berkhalwat (berduaan) dengan laki-laki bukan mahramnya.

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Tidaklah seorang wanita itu berkhalwat dengan seorang laki-laki, kecuali setan menjadi pihak ketiganya” (Riwayat Ahmad)

Dia dilarang bepergian jauh kecuali dengan mahramnya, sebagaimana pula dia tidak boleh menghadiri pasar-pasar dan tempat-tempat umum kecuali karena mendesak. Itupun harus berhijab. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Artinya: “Seorang wanita dilarang mengadakan suatu perjalanan sejarak sehari semalam keculai disertai mahramnya” (Mutafaq Alaih)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Diizinkan bagi kalian keluar rumah untuk keperluan kalian (wanita)” (Mutafaq Alaih).

7. Ketujuh
Wanita muslimah adalah wanita yang tidak menyerupai laki-laki dalam hal-hal khusus yang menjadi ciri-ciri mereka.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, artinya: “Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita-wanita yang menyerupai laki-laki”

Juga tidak menyerupai wanita-wanita kafir dalam hal-hal yang menjadi ciri khusus mereka, baik berupa pakaian, maupun gerak-gerik dan tingkah laku. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

من تشبه بقوم فهو متهم(رواه أحمد، أبودٰود وغيره)

8. Kedelapan
Wanita muslimah selalu menyeru ke jalan Allah di kalangan wanita dengan kata-kata yang baik, baik berkunjung kepadanya, berhubungan telepon dengan saudara-saudaranya, maupun dengan sms. Di samping itu, dia mengamalkan apa yang dikatakannya serta berusaha untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dari siksa Allah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

9. Kesembilan
Wanita muslimah selalu menjaga hatinya dari syubhat maupun syahwat. Memelihara matanya dari memandang yang haram. Allah Subhaanahu wata’ala berfirman:

Artinya : “Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nur: 31)

Menjaga farjinya, memelihara telinganya dari mendengarkan nyanyian dan perbuatan dosa. Memelihara semua anggota tubuhnya dari penyelewengan. Ketahuilah yang demikian itu adalah takwa. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

10. Kesepuluh
Wanita muslimah selalu menjaga waktunya agar tidak terbuang sia-sia,baik siang hari atau malamnya. Maka dia menjauhkan diri dari ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), mencaci dan hal lain yang tidak berguna.

Artinya: “Janganlah kalian saling dengki, saling membenci, saling mencari kesalahan dan bersaing dalam penawaran, namun jadilah hamba-hamba Allah yang bersatu” (Riwayat Muslim)

Artinya: “Mencaci seorang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekafiran” (Mutaffaq Alaih)

Allah Subhaanahu wata’ala berfirman, artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat:12)

Rabu, 05 Oktober 2011

kpergian.nya..

1 comment
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Kamis, 29 September 2011

jagalah AMANAT, jangan BERKHIANAT

0komentar
Amanat adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan. Orang yang tidak menunaikan amanat berarti ia khianat. Kita semua orang yang beriman telah membaca dua kalimat syahadat, yaitu :

اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Aku bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Dengan mengucapkan syahadat tersebut berarti kita telah berjanji bahwa kita bersedia tha’at kepada Allah dan Rasul-Nya, maka kita wajib melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, dan kita wajib menjauhi apa yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT memerintahkan kepada kita agar memenuhi janji atau menunaikan amanat dan melarang khianat. Firman Allah SWT :

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا اَوْفُوْا بِاْلعُقُوْدِ

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. [QS. Al-Maidah : 1]

وَ اَوْفُوْا بِعَهْدِيْ اُوْفِ بِعَهْدِكُمْ، وَ اِيَّايَ فَارْهَبُوْنِ

Dan Penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). [QS. Al-Baqarah : 40]
Di dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman :

اِنَّا عَرَضْنَا اْلامَانَةَ عَلَى السَّموتِ وَ اْلارْضِ وَاْلجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَ اَشْفَقْنَ مِنْهَا وَ حَمَلَهَا اْلاِنْسَانُ، اِنَّه كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلاً

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh, [QS. Al-Ahzaab : 72]
Pada ayat di atas disebutkan bahwa langit, bumi dan gunung-gunung tidak berani memikul amanat, dan manusialah yang sanggup memikul amanat, maka pada akhir ayat dijelaskan bahwa manusia itu amat dhalim dan amat bodoh. Maksudnya manusia yang tidak menunaikan amanat atau berbuat khianat adalah sangat dhalim dan sangat bodoh.
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumulullah, begitu pula apabila kita telah membuat perjanjian dengan sesama manusia, maka kita pun wajib melaksanakannya. Firman Allah SWT :

وَ اَوْفُوْا بِاْلعَهْدِ اِنَّ اْلعَهْدَ كَانَ مَسْئُوْل

Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya. [QS. Al-Israa' : 34]

ياَيُّهَا الَّذِيْنَ امَنُوْا لاَ تَخُوْنُوا اللهَ وَ الرَّسُوْلَ وَ تَخُوْنُوْا اَمَانتِكُمْ وَ اَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. [QS. Al-Anfaal : 27]

اِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا اْلاَمَانتِ اِلى اَهْلِهَا

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya. [QS. An-Nisaa' : 58]
Menjaga amanat adalah sifat yang harus dimiliki oleh setiap orang yang beriman, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah SWT :

وَ الَّذِيْنَ هُمْ ِلاَمنتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ(8) وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلى صَلَوتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ(9) اُولئِكَ هُمُ اْلوَارِثُوْنَ(10) الَّذِيْنَ يَرِثُوْنَ اْلفِرْدَوْسَ، هُمْ فِيْهَا خلِدُوْنَ(11)

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya, (8)
dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (9)
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (10)
(ya’ni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (11) [QS. Al-Mukminuun : 8-11]

وَ الَّذِيْنَ هُمْ ِلاَمنتِهِمْ وَ عَهْدِهِمْ رَاعُوْنَ(32) وَالَّذِيْنَ هُمْ بِشَهدتِهِمْ قَآئِمُوْنَ(33) وَ الَّذِيْنَ هُمْ عَلى صَلاَتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ(34) اُولئِكَ فِيْ جَنّتٍ مُّكْرَمُوْنَ(35)

Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (32)
Dan orang-orang yang memberikan kesaksiannya. (33)
Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. (34)
Mereka itu (kekal) di surga lagi dimuliakan. (35) [QS. Al-Maa'rij : 32-35]
Pada ayat di atas dijelaskan bahwa orang-orang yang menjaga amanat akan dimasukkan ke dalam surga. Dan Allah tidak suka kepada orang-orang yang khianat, Firman Allah SWT :

…. اِنّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ خَوَّانٍ كَفُورٍ

… Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat. [QS. Al-Hajj : 38]

…. اِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ خَوَّانًا اَثِيْمًا

... Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa, [QS. An-Nisaa' : 107]
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, di dalam Al-Qur’an Allah SWT membuat contoh istri yang berkhianat kepada suaminya, maka akhirnya istri tersebut masuk neraka. Firman Allah SWT :

ضَرَبَ اللهُ مَثَلاً ِلّلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَتَ نُوْحٍ وَّ امْرَاَتَ لُوْطٍ، كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللهِ شَيْئًا وَّ قِيْلَ ادْخُلاَ النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِيْنَ

Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh diantara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya), “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)”. [QS. At-Tahrim : 10]
Rasulullah SAW juga menjelaskan tentang pentingnya menjaga amanat dan menjauhkan diri dari sifat khianat, sebagaimana riwayat berikut ini :

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيّ ص قَالَ: ايَةُ اْلمُنَافِقِ ثَلاَثٌ. اِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَ اِذَا وَعَدَ اَخْلَفَ وَ اِذَا ائْتُمِنَ خَانَ

Dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda, “Tanda orang munafiq ada tiga perkara, yaitu : 1. Apabila berbicara ia berdusta, 2. Apabila berjanji menyelisihi dan 3. Apabila diberi amanat ia khianat”. [HR. Bukhari juz 1, hal. 14]
Dan Rasulullah SAW bersabda :

اِضْمَنُوْا لِى سِتًّا، اَضْمَنْ لَكُمُ اْلجَنَّةَ. اُصْدُقُوْا اِذَا حَدَّثْتُمْ، وَ اَوْفُوْا اِذَا وَعَدْتُمْ، وَ اَدُّوْا اِذَا ائْتُمِنْتُمْ، وَ احْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ، وَ غُضُّوْا اَبْصَارَكُمْ، وَ كُفُّوْا اَيْدِيَكُمْ

“Hendaklah kalian menjamin padaku enam perkara, niscaya aku menjamin surga bagi kalian : 1. Jujurlah apabila kalian berbicara, 2. Sempurnakanlah (janji kalian) apabila kalian berjanji, 3. Tunaikanlah apabila kalian diberi amanat, 4. Jagalah kemaluan kalian, 5. Tundukkanlah pandangan kalian (dari ma’shiyat) dan 6. Tahanlah tangan kalian (dari hal yang tidak baik). [HR. Ibnu Hibban, dari 'Ubadah bin Shamit, juz 1, hal. 506, no. 271]
Di hadits lain Rasulullah SAW bersabda :

لاَ اِيْمَانَ لِمَنْ لاَ اَمَانَةَ لَهُ وَ لاَ دِيْنَ لِمَنْ لاَ عَهْدَ لَهُ

“Tidak (sempurna) iman bagi orang yang tidak ada amanat baginya, dan tidak ada agama bagi orang yang janjinya tidak bisa dipercaya”. [HR. Baihaqi dari Anas juz 9, hal. 231]
Dan juga Rasulullah SAW bersabda :

قَالَ اللهُ: ثَلاَثَةٌ اَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ: رَجُلٌ اَعْطَى بِى ثُمَّ غَدَرَ، وَ رَجُلٌ بَاعَ حُرًّا فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَ رَجُلٌ اسْتَأْجَرَ اَجِيْرًا فَاسْتَوْفَى مِنْهُ وَ لَمْ يُعْطِهِ اَجْرَهُ

“Allah berfirman : Ada tiga golongan yang besuk pada hari qiyamat menjadi musuh-Ku; 1. Orang yang berjanji dengan nama-Ku, kemudian dia khianat, 2. Orang yang menjual orang merdeka, lalu ia makan harganya (hasil penjualan itu), dan 3.  orang yang mempekerjakan buruh (karyawan) dan karyawan itu telah bekerja dengan baik, tetapi orang tersebut tidak memberikan upahnya”. [HR. Bukhari, dari Abu Hurairah, juz 3, hal. 41]
Demikianlah, semoga Allah memberikan kepada kita sifat amanah dan menjauhkan kita dari sifat khianat, aamiin.
Sumber : Materi Nafar MTA (7) 1432H

Rabu, 21 September 2011

pentingnya meningkatkan iman

0komentar
    Iman, sudah menjadi fitrah manusia dan telah dimilikis semenjak bayi masih dalam kandungan ibunya, sementara taqwa adalah prediket yang berhasil diraih manusia yang sukses dalam menjalankan segenap amalan yang dituntunkan sepanjang Ramadan.

    Selaku orang yang berstasus muslim yang telah mencapai prediket taqwa, dengan tibanya Syawal, menurut Hamidi, sepantasnyalah kita berupaya meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah sebagai penguasa alam semesta. Kita juga dituntut untuk bisa meningkatkan amal saleh. Hanya amal saleh itulah yang bisa menemani umat manusia di akhirat kelak. Umat Islam yang telah sukses menunaikan ibadah-ibadah Ramadan, sejak Syawal ini juga dituntut untuk bisa meningkatkan ilmu pengetahuan guna mempermantap iman dan amal.
Kebih jauh dari itu, umat Islam yang telah meraih prediket taqwa karena sukses menunaikan ibadah-ibadah Ramadan, pada Syawal ini juga dituntut agar bisa meningkatkan akhlak. Hanya akhlak mulialah yang bisa membekali umat manusia untuk sukses dalam menjalani hidup dan membina pergaulan dengan benar. Sebagai umat Islam, diharapkan kita bisa pula meningkatkan prsatuan dan ukhuwwah Islamiyah.

    Kalau sepanjang Ramadan kita dengan ‘ringan’ saja dapat menunaikan salat wajib lima waktu secara berjamaah di masjid dan musala, maka prilaku ubudiyah sebaik itu, mestinya bisa kita pertahankan pada Syawal dan bulan-bulan mendatang yang akan kita lewti. Percuma kita telah berusaha keras sepanjang Ramadan, tapi ketika Syawal tiba, kita justru kembali lagi ke perbuatan tercela dan bergelimang dosa. Bulan peningkatan kualitas iman taqwa yang didapat, tetapi justru kian mencelakakan diri.
Dewasa ini, umat Islam disebut-sebut berada pada posisi yang memprihatinkan di level pergaulan internasional. Di Indonesia saja yang penduduknya mayoritas beragama Islam, ajaran ini justru kerap jadi korban diskriminasi. Ternyata banyak juga umat Islam di negara ini yang jadi musang berbulu ayam. Katanya dia beragama Islam, akan tetapi ketika ajaran Islam akan diamalkan dengan cara membatasi pornografi dan mengumbar aurat, mereka malah menentang dengan berbagai dalih jahiliyah modern.
    Ketika kian tingginya kesadaran umat untuk mengamalkan Islam secara konsekuen, mereka malah mensinyalirnya sebagai gerakan fundamentalis. Tatkala wanita-wanita muslimah dengan konsisten dan konsekuen tampil dengan busana rahmah mereka, para jahiliyah modern di Indonesia yang mengaku beragama Islam pula, malah mencibir dengan berbagai dalih. Parahnya lagi, mereka justru menciptakan mode-mode tandingan yang tampil layaknya busana muslimah, padahal isinya adalah pakaian jahiliyah.

    Di sisi lain, umat Islam di Indonesia dan dunia cenderung terpecah belah. Mereka lebih mendahulukan kepentingan partai, kelompok, sekte, organisasi dan aliran ketimbang kepentingan umat. Mereka berdalih demi kepentingan Islam, tetapi panji-panji yang dikibarkan tinggi-tinggi bulanlah panji Islam, tetapi panji egoisme kelompok dengan mencibir dan meremehkan kelompok lain. Dalam kondisi umat yang tercerai berai seperti itu, para penentang ajaran Islam dan pembenci tegaknya kebenaran agama Islam, justru memanfaatkannya untuk kepentingan mereka pula. Jangan heran, kalau beberapa waktu belakangan tidak sedikit mereka yang mengaku beragama Islam, tetapi dalam kehidupannya justru memperjuangkan kepentingan Yahudi, orientalis dan para pengampu jahiliyah modern.

    Kini kita berada di bulan Syawal, marilah kita tingkatkan iman dan taqwa. Marilah kita perkuat persaudaraan dan kekompakan. Agama Islam tidak akan musnah dari muka bumi ini, akan tetapi tidaki ada yang bisa menjamin, Islam akan langgeng di Indonesia. Oleh karena itu, waspadalah terhadap musuh-musuh Allah seraya terus meningkatkan iman dan taqwa kepada-Nya

indahnya menjaga iman

0komentar
1. Menanam pemahaman yang benar, kuat dan dalam

Aqidah dan pemahaman Islam itu ibarat tumbuhan, bila tidak memiliki akar yang kuat menghujam ke dalam bumi, maka dia tidak akan bisa tegak berdiri. Angin sepoi-sepoi yang berhembus sudah dapat membuatnya roboh. Sebaliknya, pohon yang akarnya menghujam kebumi tidak akan bergerak meski angin ribut bercampur badai mengamuk.

Perumpamaan ini sesuai dengan apa yang Allah sebutkan dalam Al-quran Al-Kariem :

"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat." (QS. Ibrahim : 24-25).

Sehingga agar aqidah dan pemahaman Islam ini menjadi kuat dan tegak, haruslah ditanam dengan benar agar akar-akarnya benar-benar menghujam ke bumi. Batangnya akan kuat menahan gempuran sebesar apapun. Dalam hal ini adalah sistem pembinaan yang menekankan kedalaman aqidah dan keaslian ajaran Islam serta kemampuan untuk dapat mengakses langsung sumber-sumber Islam dari mata airnya menjadi sesuatu yang mutlak untuk dilakukan.

2. Selalu mengaitkan semua kejadian dan pengalaman hidup kepada Allah

Agar iman ini benar-benar menyatu dalam jiwa, maka kita perlu menjadikan iman sebagai kacamata kehidupan sehari-hari dengan tidak membiarkan satu tititk pun dalam kehidupan kita yang tidak dirambah dengan pendekatan syar`i.

Untuk itu kita harus selalu menghadirkan Allah dalam setiap langkah dan aktifitas kita. Realisasinya adalah selalu menjadikan syariat Islam sebagai format berpikir, memandang dan bertindak dalam setiap sendiri kehidupan sehari-hari.

3. Bergaul dengan sesama orang beriman

4. Selalu melakukan muhasabah pribadi

5. Selalu mengingat mati dan hari qiyamat

6. Segera berhenti dari dosa sebelum terlambat

7. Tidak over dalam bertindak

8. Berdoa agar selalu dikuatkan iman dan istiqamah

Rabu, 14 September 2011

SUKSES

0komentar
Part 1
“Sukses adalah hak saya ! Sukses bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik Anda, milik saya dan milik siapa saja yang menyadari, menginginkan dan memperjuangkan dengan sepenuh hati…” — Andrie Wongso
Karena kesuksesan adalah hak setiap orang, sepanjang orang yang bersangkutan menyadari, menginginkan dan memperjuangkannya dengan sepenuh hati. Maka setiap orang pada dasarnya bisa merancang kesuksesannya sendiri, asalkan ia menguasai prinsip, cara, bidang dan pelajaran utama untuk menciptakan sendiri kesuksesan di masa depan.

Apakah saya bisa Sukses?


Brian Tracy, penulis yang masuk dalam Guiness Book of Record mengatakan, "Kehidupan seperti balok kombinasi; tugasmu menemukan angka-angka yang tepat, dalam susunan yang tepat, sehingga kau bisa memperoleh apa pun yang kau inginkan.”
Renungkan Al-Quran Surah Ar-Ra'du ayat 11, "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum hingga mereka berusaha untuk merubah keadaan mereka sendiri.”
Seperti sudah dituliskan di atas bahwa setiap orang pada dasarnya bisa merancang kesuksesannya sendiri, asalkan ia menguasai prinsip, cara, bidang dan pelajaran utama untuk menciptakan sendiri kesuksesan di masa depan. Terkait prinsip, ada tiga Prinsip Utama untuk menciptakan kesuksesan bagi diri Anda sendiri.

Prinsip Utama 1: Bertanggung Jawab 100 % atas Kehidupan Anda

“Kau harus bertanggung jawab atas kehidupanmu. Kau tidak bisa mengubah keadaan, musim atau arah angin. Tapi, kau bisa mengubah diri sendiri.” Jim Rohn, filsuf bisnis nomor satu Amerika.

Siapakah yang paling bertanggung jawab atas kehidupan, nasib dan apa yang telah Anda capai dan miliki hari ini? Hanya ada satu orang yang bertanggung jawab atas hasil kehidupan yang Anda jalani. Orang itu adalah Anda sendiri. Jika ingin berhasil, Anda harus bertanggung jawab 100 % atas semua yang Anda alami dalam kehidupan Anda. Hal itu termasuk hasil yang Anda peroleh, tingkat prestasi Anda, hal-hal yang Anda hasilkan, mutu hubungan Anda, Kondisi kesehatan fisik Anda, penghasilan Anda, utang Anda, perasaan Anda – semuanya !

Kenyataannya, kebanyakan diri kita sudah terbiasa menyalahkan sesuatu diluar diri kita sendiri atas kehidupan kita yang tidak kita sukai. Kita menyalahkan orang tua kita, atasan kita, teman kita, media, rekan kerja, pelanggan kita, pasangan kita, cuaca, krisis ekonomi, buruknya keuangan kita – siapapun dan apapun yang bisa kita jadikan KAMBING HITAM. Kita tak pernah melihat ke sumber masalahnya – DIRI KITA SENDIRI….

Siapakah yang paling bertanggung jawab atas kehidupan saya hari ini?
Hasil yang saya peroleh hari ini?
Apakah saya bertanggung jawab 100 % atas kehidupan saya?
Apakah saya pernah menyalahkan orang lain atas kejadian apapun dalam hidup saya?
Apakah saya pernah mengeluh tentang sesuatu?

Jika ya, berarti Anda tidak bertanggung jawab 100 % atas kehidupan Anda. Bertanggung jawab 100 % berarti Anda mengakui bahwa Anda menciptakan semua yang terjadi pada diri Abda. Hal itu berarti Anda mengerti bahwa Anda-lah penyebab semua pengalaman Anda. Jika Anda benar-benar ingin sukses, dan saya tahu Anda sangat ingin, maka Anda harus berhenti menyalahkan orang lain dan mengeluh, serta mengambil tanggung jawab penuh atas kehidupan Anda – itu berarti semua hasil perbutan, baik kesuksesan maupun kegagalan. Itulah syarat menciptakan kehidupan sukses. Hanya dengan mengakuinyalah – bahwa Anda yang menciptakannya semuanya sampai sekarang – Anda bisa mengambil alih kendali untuk menciptakan masa depan yang Anda inginkan.

“Anda tidak bisa menyewa orang lain untuk berolah raga untuk Anda. Anda harus melakukannya sendiri jika ingin memperoleh manfaatnya. Entah itu berlatih fisik, peregangan, bermeditasi, membaca, belajar bahasa baru, menciptakan kelompok perencana, menentukan target yang terukur, memvisualisasikan kesuksesan, mengulangi penegasan, atau berlatih ketrampilan baru, Anda-lah yang harus melakukannya. Tak ada orang lain yang bisa melakukannya untuk Anda,” Jim Rohn, filsuf bisnis nomor satu Amerika.

Berhentilah mencari alasan, berhenti mengeluh, berhenti menyalahkan keadaan di luar diri Anda. Anda harus berhenti melakukan semua itu selamanya.

Jika sesuatu tidak berhasil sesuai dengan rencana, Anda harus bertanya kepada diri sendiri, ”Bagaimana cara saya melakukannya? Apa yang saya pikirkan? Apa keyakinan saya? Apa yang tidak saya katakan? Apa yang tidak aku lakukan untuk menciptakan hasil itu? Bagaimana cara saya membuat orang lain bersikap begitu? Perubahan apa yang harus aku lakukan untuk memperoleh hasil yang kuinginkan?
 

be an exsclusif Blak Magik is Designed by productive dreams for smashing magazine Bloggerized by Ipiet © 2008